Ujian Nasional,
mungkin menjadi hal yang menakutkan bagi beberapa siswa yang duduk dibangku
akhir sekolah. Entah, SD, SMP, maupun SMA. Namun, banyak juga siswa yang
antusias menyambutnya. Tapi, ada yang berbeda dalam ujian nasional tahun ini.
Mulai dari jumlah paket soal, LJUN yang lebih pantas untuk membungkus gorengan
dan kekacauan saat menjelang hingga pelaksanaannya.
UN tahun ini
sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Jika tahun lalu hanya ada lima paket
soal, maka tahun ini jumlahnya bertambah, tidak tanggung-tanggung dua puluh
paket soal dikerjakan oleh dua puluh orang dalam satu ruangan. Itu berarti, tak
ada satupun soal yang sama dalam setiap paket. Belum lagi UN tahun ini tak ada
yang tahu jenis paket apa yang dikerjakan karna menggunakan barcode, bahkan
orang-orang yang ditunjuk sebagai tim independent pun tak tahu jenis paket apa
yang dikerjakan siswa. Alasannya "untuk menghindari kecurangan". Tapi
alasan itu sepertinya menjadi boomerang bagi pelaksanaannya, dua puluh paket
soal itu tidak kunjung selesai dicetak hingga hari pelaksanaan UN.
Jika sudah
begini, siapa yang harus disalahkan ? . Bukankah kita harus menyalahkan
pemerintah, selaku pelaksana ?. Tapi kenapa mereka menyalahkan orang lain ?.
Yah, memang begitulah, biasa Indonesia !.
UN tahun ini hanya
seperti ajang untuk menunjukkan kekuasaan bagi beberapa kelompok. Para siswa
hanya seperti kelinci percobaan yang hanya bisa mengikuti apa yang diinginkan
tuannya. Apakan harus terjadi kejadian seperti ini ?
Yang lebih parah
dari semua kekacauan ini adalah nasib teman-teman kami dibeberapa daerah.
Mereka harus menunda ujian nasional karna naskah soal yang terlambat sampai
ke-daerah mereka. Bukan hanya yang berada didaerah terpencil, didaerah sekitar
ibu kota pun banyak permasalahan, mulai dari naskah soal yang terlambat tiba,
hingga ada beberapa siswa yang harus mengerjakan soal fotokapian dari sekolah
lain. Ini ujian nasional ?
Pertanyaannya
adalah kemanakah dana 20% dari APBN setiap tahunnya ?. Kemanakah uang Rp. 800
miliyar yang digunakan untuk pelaksanaan UN ?. Apakah masuk kekantong
orang-orang yang tak bertanggung jawab .? Ataukah untuk pelesiran keluar negeri
?. Entahlah tapi memang jumlah itu tak terasa jika dilihat dari kacaunya UN
tahun ini.
Pak ! Kami tahu,
kami tak mengerti apapun tentang politik. Tapi, kami mohon "Jangan pernah
mempolitisasi masa depan kami" karna kami adalah masa depan bangsa. Jika
UN-nya saja kacau, bagaimana dengan masa depannya ?
Untuk
teman-teman yang terlambat melaksanakan ujian nasional. Bagaimana ujian
nasional tahun ini ? Menjijikkan, bukan !. Ini yang disebut ujian nasional ?.
Merepotkan, memalukan, serta sangat menjijikkan. Ini benar-benar harus
diakhiri. Hapus ujian nasional, atau hapus saja pemerintahannya.
BUKAN
INGIN MENJADI ORANG HEBAT
TAPI HANYA MENCOBA KRITIS
DITENGAH
ORANG YANG APATIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.