Senin, 10 Juni 2013

Satu Hal Bernama Pendidikan


 Hari ini seperti biasa, aku terbangun pagi melakukan aktifitas seperti biasa menjelang aktifitas yang sangat merepotkan bagiku. Ya, bersekolah, aktifitas yang sangat menyita; waktu, pikiran dan tenaga. Entah presiden mana yang pertama kali mengharuskan warga-nya bersekolah, dan entah undang-undang pasal berapa yang mengatakan bahwa sekolah mampu membuat masa depan orang lain menjadi lebih baik. Apapun yang mereka pikirkan tentang sekolah, sama sekali berbeda dengan apa yang kulihat selama ini.  
Untuk apa sebenarnya sekolah dilakukan (?). Apa dan untuk siapa tujuan sekolah diadakan (?). Kami tak pernah diajarkan untuk mengerti semua itu. Kami hanya dituntut dan dipaksa untuk melakukannya. Jika kami salah atau tak mampu mengikuti pelajaran, kami akan dihukum. Jika kami membantah, kami akan dihukum. "Catat, catat, dan catat, jika tidak mencatat artinya kalian tidak mengikuti pelajaran. Hapalkan semuanya, jika tidak berarti kalian belum mampu untuk mengerti" hal itulah yang sering mereka katakan. Hei ! Pak ! Kami memiliki cara yang berbeda dalam menangkap setiap pelajaran.
Aku membenci sekolah, terutama setelah aku dituntut dan dipaksa untuk melakukan semua ini. Untuk apa bersekolah ? Untuk mendapat selembar kertas bernama ijazah ? Untuk apa ijazah ? Untuk melamar pekerjaan ? Untuk apa pekerjaan ? Untuk memenuhi kebutuhan materi ?. Bangun pagi, memakai pakaian rapi, dan bekerja seharian. BULLSHIT. "Bekerja pada orang lain" tak pernah ada dalam pikiranku.
Memang tak semua tentang sekolah itu menyebalkan. Banyak kenangan indah yang kudapat di tempat ini. Ditempat ini, aku mulai mengetahui apa itu persahabatan. Persahabatan bukanlah tentang bagaimana cara kami bertemu dengan senyum manis menyapa, tapi adalah tentang bagaimana cara kami berpisah dan berjanji akan bertemu kembali suatu saat nanti. Bukan hanya itu, disini pula-lah aku mulai mengenal apa itu cinta (?). Walaupun hingga kini aku tak tahu mengenai pengertian lengkapnya, cinta itu aneh, tapi juga menyenangkan. Mungkin bukan sekolah yang ku benci, tetapi sistem pendidikan yang mahasialan inilah yang membuatku membenci sekolah.
Pendidikan memang menjadi hal yang munafik didunia ini. Kami bukan diajarkan untuk menjadi orang pandai, tapi kami dipaksa untuk menjadi orang pandai. Aku sangat membenci pendidikan dan semua pengertian tentangnya. Tapi sialnya ! Aku telah mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.