Jumat, 24 Juli 2015

Hari Esok Tanpamu

  "Semoga hujan ini menghapusnya; menghapus bayangmu dan menghapus semua kenangan tentangmu. Semoga diri ini mampu tertawa saat luka, bangkit walau sulit, mampu bertahan walau tak lagi diharapkan."

Sebuah pengharapan yang sia-sia menurutku, aku sadar akan sulit bagiku melupakanmu, melupakan semua kenangan tentangmu. Aku tak menyangka hubungan kita akan menjadi seperti sekarang, hubungan yang kita awali dengan sangat baik iniharus hancur berkeping-keping, hancur hingga tak mampu bagiku menyatukannya kembali.

Hubungan kita yang kita awali dengan perkenalan singkat, lalu kita mulai sangat dekat, hingga tercipta suasana yang hangat, dapat hancur seketika hingga tak berbentuk lagi. Kini kita saling menjauh, menjauh bahkan harus sangat jauh, berusaha untuk tak lagi saling mengenal satu sama lain. Aku tak begitu mengerti apa yang ada dalam pikiranmu, yang kumengerti ini adalah pilihanmu.

- Kamu ingin kita saling menjauh ?

• Aku mencoba

- Kamu ingin kita melupakan semuanya?

• Aku berusaha

- Kamu ingin kita saling melupakan ?

• Aku pun berharap


Aku tahu dan aku mengerti, melupakanmu akan menjadi hal yang amat sulit, bahkan penuh dengan rasa sakit. Namun aku akan tetap bertahan dalam kesepian, kesepian yang akhirnya akan membawaku terbiasa tanpamu, tanpa senyummu.

Mulai esok setiap hari akan terasa kelabu. Butuh tekat besar untuk menjauh darimu, butuh waktu yang tak singkat untuk melupakanmu. Terkadang dalam pikirku masih terlintas pertanyaan-pertanyaan dengan sedikit pengharapan. Tak cukupkah kenangan kita mempertahankan cinta ini? Pikirku mulai bertanya-tanya mengapa kita harus seperti ini? Mengapa harus hubungan kita yang mengalami nasib seperti ini? Tak bisakah Tuhan yang mampu membolak-balikan perasaan menyatukan kita lagi? Namun kini aku sadar bahwa aku hanya perlu menjalankan skenario terbaik-Nya.

Biarkan hari lalu menjadi kenangan bukan untuk dilupakan, namun hanya menjadi cerita dimasa yang akan datang. Tak mau lagi larut dalam kesedihan, terpuruk dalam hal yang itu-itu saja. Mulai hari ini, esok, lusa, kapanpun dan dimanapun aku akan mulai berjalan menyusuri hari yang tak lagi seteduh senyummu. biar kucari tempat lain yang akan menjadi tempat persinggahanku, tempat baru untuk berbagi kisah denganku.




Thanks To : Desi Kurnia Wulandari